i have
to choose my way to live my own life.
don’t
pressure me. Or it’ll be useless.
ketika pilihan-pilihan mulai muncul dalam hidup,
ketika jalan yang kau lihat mulai muncul cabangnya,
tidak lagi pertigaan, perempatan, mungkin bisa lebih
and the only thing you have to do
is to be wise.
jangan hanya mendengar hatimu,
cause it’s not fair for your mind,
listen to both. Hatimu, pikiranmu.
dengarkan keduanya, be wise.
and remember, when you took the choice,
you start choose the consequence too.
***
Setelah sekian lama gue ga
ngeposting, hampir satu tahun, dan tiba-tiba gue ngeposting tulisan macem gini.
Herannya, draft postingan ini gue tulis waktu gue lagi ada kuliah Organization
and Management, ga ada kaitannya sama sekali, sumpeh.
What happen, Ayut? Terlalu
banyak yang terjadi, dan ga mungkin gue tulis semuanya dalam satu postingan,
selain jari gue yang bakal jadi keriting, mata bakal jadi belo gara-gara
ngeliatin layar berhari-hari, gue juga bisa kena komplikasi serangan
inget-inget-mantan dan kelebihan nelen air mata. So I swear I’ll write all-that-i-can-tell-you
on my blog, soon! (secara bertahap
tentunya)
About a year later I’ve chosen “my way” , and
it changed my life…
*bersambung*
Biar kesannya bikin penasaran,
gue bakal mulai cerita di postingan gue berikutnya. Masih mau nunggu kan? Mau,
ya, ya, ya?
Okay, gimme a little time ya.
*hugkiss*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar